Ahmad Sahroni, Anak Priok Meraih Mimpi

Tanjung Priok - Memulai hidup dari nol, jalan hidup Ahmad Sahroni, atau yang lebih dikenal dengan ‘Roni Priok’ cukup berliku. Awalnya menderita, namun kini pria yang telah berusia 36 tahun ini justru bisa meraih kesuksesan.

Siapa sangka anak penjual nasi Padang di pelabuhan Tanjung Priok yang hanya bermodal tekad, semangat dan kegigihan ini dapat meraih sukses.

Ahmad Sahroni, merupakan pria asli Tanjung Priok, Jakarta Utara. Anak pertama yang lahir 8 Agustus 1977 silam itu berasal dari keluarga sederhana. Sejak kecil dia sudah bekerja demi bisa mendapatkan uang jajan, mulai bekerja menjadi tukang ojek payung hingga semir sepatu

"Dulu, saya pernah termenung, dan menghayal suatu saat dapat memiliki rumah dan mobil. Selain itu, ia juga mengaku sempat berhayal  ingin masuk DPR karena melihat gagahnya mereka memakai jas dan dasi. Ternyata, tanpa duduk di parlemen pun hidup saya sudah berkecukupan," kata pria berkulit putih itu dalam launching bukunya berjudul Ahmad Sahroni; Anak Priok Meriah Mimpi, di GOR Jakarta Utara, kemarin.

Dalam sambutannya, Roni menceritakan, setelah selepas dari SMAN 114, Cilincing, dia kemudian menggantungkan nasibnya di kawasan Priok, tempat tinggalnya yang merupakan kawasan kumuh dan miskin.

"Saya punya harapan ingin maju. Mungkin bisa saja saya mengikuti jejeak nenek dan ibu sebagai penjual nasi Padang. Tetapi saya bersukur ada sesuatu yang luar biasa yang terjadi dalam hidup saya sehingga saya terhindar menjadi pedagang nasi Padang karena ada orang-orang hebat yang saya temui dalam perjalanan hidup saya," ungkap Roni panjang lebar.

Nenek dan ibunya telah membelokan jalan hidup Roni dan tak membiarkannya larut dalam kerasnya kehidupan Priok. "Uneh dan Mamak (panggilan untuk nenek dan ibunya) selalu mengingatkan saya sholat untuk doa buat keselamatan saya sekaligus membukakan jalan untuk keberhasilan saya. Dan alhamdulillah saya bisa seperti sekarang," kata pria yang merintis karir bekerja di kapal asing dan beberapa perusahaan hingga kini menjadi pengusaha. Bahkan sekarang, Roni merupakan Ketua Ferrari Owner's.

Di tengah kesibukannya menjadi pebisnis dan presiden FOCI, Roni yang tinggal di Jalan Swasembada Timur, Kebon Bawang, Priok, Jakarta Utara, juga kini menjadi  calon anggota DPR RI dari partai Nasdem. "Saya punya cita-cita jadi menteri, karena di Priok belum ada perwakilan menjadi menteri," katanya bersemangat.

Dalam Launching buku tersebut, turut hadir Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Surya Paloh, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Putut Eko Bayuseno serta sejumlah tokoh dari Parta Nasdem dan dimeriahkan oleh penampilan Sean Idol.

Buku setebal 131 halaman yang terdiri dari tiga bab ini ditulis oleh Fenty Effendy dengan gaya bahasa yang mengalir, apa adanya dan tanpa menggurui. Bisa jadi Fenty piawai menulis karena dia berkarir sebagai jurnalis di beberapa media Majalah Forum, ANTV, Metro TV dan TV One.

Sementara, Surya Paloh dalam sambutannya mengatakan, selama ini dirinya selalu merasa sebagai salah satu anak bangsa yang dapat mengecap kesuksesan di usia yang dimiliki. "Namun, kini saya sadar bahwa Ahmad Sahroni, seorang yang memulai perjuangan hidupnya dari bawah sama seperti dirinya lebih hebat darinya.

Roni dapat meraih kesuksesan di usia yang masih sangat muda. Ini tentunya merupakan sebuah prestasi dan dapat menjadi pedoman bagi anak muda khususnya di wilayah Jakarta Utara, tempat Roni berasal. Saya bangga sekali dan semoga Roni ke depan semakin sukses dan tetap menjadi Roni seperti sekarang ini," tegasnya.

Sedangkan Fenty, merupakan penulis biografi para tokoh yang sudah melahirkan beberapa karya  antara lain Titik Balik BIMA ARYA tahun 2013, Buku Karni Ilyas Untuk Berita tahun 2012, lalu Buku Tiga Tahun Untuk Selamanya. Catatan HIPMI 1972-2011 (ditulis bersama Neneng Herbawati), Buku Mereka Bicara JK tahun 2009 dan Buku Agum Gumelar-Jenderal Bersenjata Nurani tahun 2004.

Wanita asal Minang ini juga menjadi periset dan reporter untuk Buku Barack Obama. The Story tahun 2012 yang ditulis oleh wartawan senior The Washington Post, David Maraniss. Dia juga menyunting buku Adrianto Machribie-Setia Kepada Integritas dan Profesionalitas tahun 2011 dan Buku Ibnu Sutowo-Saatnya Saya Bercerita tahun 2008.

"Saya melihat sosok Roni memiliki zig zag kehidupan menarik. Pada dasarnya semua orang adalah kaya. Orang bisa tanpa terkecuali memiliki apa yang dilakukan Roni yaitu kerja keras, tidak gampang menyerah, sabar dan jujur. Sayang, kita kebanyakan lupa bahwa harta itu melekat dalam diri kita," ujar Fenty yang kini akan memfokuskan diri sebagai penulis dan meninggalkan karirnya sebagai jurnalis televisi. *Agus/Jimmy

JADILAH ORANG PERTAMA YANG MENGOMENTARI :



Dikirim oleh GLOBAL MEDIA online pada 17.07. dan Dikategorikan pada . Kamu dapat meninggalkan komentar atau pesan terkait berita / artikel diatas

.

.

.


.

.

Pengunjung Online

2010 Global Media Online. All Rights Reserved. - Designed by Global Media Online